Sudah menjadi rahasia umum bahwa nama artis kita, banyak yang bukan nama aslinya. Sebelum memulai debutnya (entah untuk jadi penyanyi atau pemain sinetron/ film), mereka mengganti nama asli dengan nama populer. Bisa jadi karena keinginan sendiri, bisa juga karena keinginan produser yang merasa nama asli calon artis dirasa kurang punya "nilai jual." Ini beberapa catatan kisah unik dibalik sebuah nama yang berhasil penulis kumpulkan dari berbagai sumber (koran, majalah, radio, TV, internet, dan sumber lain).
Tirto Utomo (almarhum, adalah pemilik perusahaan air mineral Aqua, Tirto = Air), Rhoma Irama (musik), Dea Mirella, penyanyi, mantan personil group Warna (bila ditulis dengan not angka Dea Mirella bisa ditulis Dea 326), Ira Swara, penyanyi dangdut (yang hidup dari menjual suara), Army Dianti (putri Agum Gumelar yang seorang Army = tentara), Cornel Simanjuntak atau yang kita kenal C. Simanjuntak adalah pencipta lagu Maju Tak Gentar, Larry Speech (juru bicara presiden Ronald Reagan).
Orang tuanya sangat terpesona pada Rano Karno & Yessy Gusman yang main di film Gita Cinta dari SMA. Ratna dan Galih Rakasiwi, dua nama yang sangat membekas di hati mereka. Jadilah ketika buah hati mereka lahir, anak perempuan tersebut diberi nama Ratna Rakasiwi. Dan sebuah kebetulan yang langka, saat film ini diangkat menjadi sinetron berseri, Ratna Rakasiwi yang ikut casting terpilih untuk memerankan tokoh Ratna!
Karena suka dengan lagu-lagu The Beatles, penyair, pemain teater, dan penulis ini terinspirasi untuk mengganti namanya. Ia mengambil kord awal lagu "I Love Her"-nya The Beatles untuk menjadi namanya. Hingga kini, Anda lebih mengenalnya dengan nama 23 761 (baca: Remy Sylado)
Apa yang terlintas di benak Anda mendengar nama Butet? Tentu seorang perempuan dan berasal dari suku Batak. Tapi kali ini Anda salah. Pemain teater yang jago menirukan suara pejabat (antara lain: Presiden Soeharto & B.J. Habibie) ini seorang pria tulen. Dialah Butet Kertarejasa, anak seniman tari, Bagong Kusudiardjo. Konon, nama Butet diberikan karena sang ayah sangat suka dengan lagu Butet. Uniknya, namanya dan nama sang ayah berinisial sama: BK. Punya pengalaman unik berkenaan dengan namanya yang nyeleneh? Enak, katanya. Setiap ada pembagian kelompok, ia selalu masuk ke dalam kelompok wanita! he...3x
Lain lagi kisah Djaduk Ferianto. Lantaran merasa presiden kita tidak pernah ganti, ia memberi nama anaknya: Presiden. Biarpun nantinya sang anak tidak jadi presiden, setidaknya nama ini membanggakan. Andai sang anak jadi ketua RT, bila ada acara di lingkungannya, pembawa acara akan menyebutkan, "Sambutan dari Bapak Presiden." Apak nggak hebat???
Karena mempunyai suara yang mirip dengan penyanyi Bing Crosby, jadilah nama ayah Adi, Iyut, dan Uci, ini mendapat tambahan Bing sehingga beliau dikenal dengan nama Bing Slamet.
Kenal dengan Sys NS, personil Sersan Prambors? Saat ditanya nama lengkapnya, sang komedian menjawab "Sys Nama Saya." Anda boleh percaya, boleh tidak, namanya juga pelawak.
Teman saya, sesama penggemar sulap (magicmania) punya nama yang unik. Terjadinya nama ini karena kesalahan ketik oleh petugas pembuat akte kelahiran. Untuk nama Indonesia, nama ini tidak lazim, bahkan tidak bisa dibaca karena tidak ada huruf vokal. Siapa namanya? Shgyn. Bagaimana bacanya? Ketika saya tanya, ternyata dibaca: Sigin. Unik ya???
Teman istri punya kisah sama tentang kesalahan ketik petugas pembuat akte kelahiran. Orang tua memberinya nama Irma Sxxxxxx (sengaja tidak ditulis lengkap). Tapi yang muncul di akte adalah Irama Sxxxxxx. Jadilah ia bernama Irama hingga kini.
Membaca tulisan: Komputer, Wastafel, dan Danau Tanu, apakah yang terlintas di benak Anda? Tahukah Anda, ternyata deretan kata tadi adalah nama orang. Komputer adalah salah seorang peserta audisi Indonesian Idol 2006, Wastafel adalah nama dari teman penulis, Danau Tanu (seorang perempuan) member sebuah milis, tempat penulis bergabung.
Seorang personil group lawak Srimulat menambahkan kata Alkurad dibelakang namanya, maka namanya menjadi Yongki Alkurad. Mau tahu dari mana asal kata Alkurad? Ternyata itu berasal dari kata "drakula" yang susunan hurufnya diubah. Ini lantaran dalam tiap pementasan Srimulat, ia selalu kebagian peran menjadi drakula. Ada-ada saja...
Ada kisah lucu. Penulis punya seorang kenalan (keturunan Jepang). Dia mengatakan, "Tiap kali berkenalan, orang selalu mengira ia main-main waktu menyebut namanya. Banyak juga yang marah, terutama wanita." Mau tahu mengapa? Ternyata namanya "Shushumu!" (baca: Susumu). Wajar saja kalau tiap perempuan yang berkenalan dengannya akan sewot bila ia memperkenalkan diri.
Umumnya, nama anak dalam sekeluarga, yang sama adalah nama belakang mereka (nama keluarga atau nama marga). Misalnya orang tua bermarga Siahaan. Anaknya Nico Siahaan, Marcel Siahaan, dan lainnya. Dan umumnya, kita dipanggil dengan nama depan kita (nama belakang adalah nama keluarga atau nama marga). Jadi kita umumnya memanggil mereka Nico, atau Marcel, meskipun terkadang kita juga sering mendengar orang memanggil seseorang dengan nama marga (misal: Pak Nas, maksudnya Pak Nasution, atau Pak Lubis, dll.). Tapi ada teman penulis yang punya nama-nama unik (beda dari kebiasaan umum) di keluarganya. Menurut Pak Alex (begitu penulis biasa memanggil beliau), di keluarganya, semua anak lelaki bernama Alex. Beliau bernama Alex Sukirman, saudara laki-lakinya: Alex Suherman, Alex .... (mereka bukan kembar lho...). Bisa dibayangkan kalau Anda bertamu ke rumahnya lalu memanggil "Alex." Wah... semua anak laki-laki akan muncul...
Ada juga rekan penulis yang nama semua saudaranya (cowok maupun cewek) mengandung kata yang sama yakni Suher. Ia bernama Suherjati, kakaknya Agus Suherman, Suherlina, adiknya Suhersono, dan ada Suher-Suher yang lain. Pantas saja ketika penulis dan teman sekelas berkunjung ke rumahnya mendapat pertanyaan yang "agak aneh" (setidaknya menurut kami pada saat itu). Yang membuka pintu adalah kakaknya. Kami tanya, "Suher ada?" sang kakak balik tanya "Suher yang mana?" Meski merasa pertanyaannya agak janggal, kami jawab juga "Suherjati." Ketika kami bertanya kepada Suherjati, barulah kami tahu, ternyata 1 rumah itu ada banyak Suher...
Ini kisah tentang sahabat pena penulis. Dia bernama Rosmery (penulis menjuluki dia Flower Girl). Secara kebetulan, nama-nama saudara dan lingkungan Ros (begitu penulis biasa menyapanya) bernuansa bunga. Ia bernama Rosmery (Ros = mawar), Anggraeni (tentu terinspirasi dari kata Anggrek), Lily (nama bunga), dan Seruni (juga nama bunga). Orang tua mereka memiliki studio foto Dahlia di jalan Kemboja. Setelah menikah, Ros juga membuka usaha di jalan Kemboja. Di kota apa Ros tinggal? Muara Bungo, Jambi! Ros adalah sahabat penulis yang bertahan paling lama. Kami bersahabat pena sejak masih SMA. Hingga sekarang, Ros telah mempunya 3 anak (2 putri, 1 putra) dan penulis telah menjadi ayah dari 2 putra, sesekali kami masih berkirim kabar via SMS (baik penulis dengan Ros maupun istri penulis dengan Ros).
Ini kisah dari luar negeri. Orang tuanya sangat terkesan dengan prestasi petenis Martina Navratilova, nama anak perempuan mereka juga diberi nama depan yang sama. Harapan orang tua ini adalah anaknya kelak berprestasi seperti idola mereka. Siapa sangka, ternyata itu jadi kenyataan. Martina Hingis, termasuk petenis top dunia, dan pernah menduduki peringkat 1 dunia.
Anda kenal Richard Starsky, salah seorang personil The Beatles. Karena gemar memakai cincin, maka nama Richard Starsky digantinya menjadi Ringo Star, seperti yang kita kenal sekarang.
Mungkin tak banyak yang kenal penulis era 80-an, Tuti Nonka. Nama ini dipakainya sebagai nama penulis karena ia sebal dipanggil Tutik. Maka ditulisnya Tuti Nonka (Tuti tanpa huruf K), jadilah ia populer dengan nama Tuti Nonka.
Karena kesal tulisannya tidak dimuat, secara iseng ia mem-plesetkan nama Sarwendo menjadi Arswendo. Ternyata nama ini membawa hokky. Maka jadilah ia Arswendo Atmowiloto hingga kini.
Nella Regar pernah diprotes karena nama belakangnya sama dengan nama belakang marga suku Kawanua, padahal Nella adalah suku Batak. Ternyata nama marga Nella adalah Siregar. Karena diprotes, akhirnya di sampul kaset ditulis Nella Siregar (namun tulisan "si"-nya samar-samar).
Ada yang kasih nama "nyentrik" seperti penampilan sang Ibunda. Melly Goeslow dan Anto Hoed memberi nama "Anakku Lelaki Hoed" pada putra pertama mereka. Ada orang tua yang memberi nama anaknya dengan nama puitis seperti Bunga Citra Lestari.
Nama artis harus "keren" supaya terkenal? Tidak juga. Iwan Fals dan Doel Sumbang bisa jadi contoh. Meski hidup dari menjual suara, mereka "mengaku" bersuara fals & sumbang, bahkan mereka jadi sangat populer. Atau Dik Doang, tidak perlu nama panjang. Namanya hanya: Dik doang, tanpa embel-embel... Begitu pula tokoh sopir bajaj, yang terinspirasi nama perannya, hingga kini ia lebih dikenal dengan nama Mat Solar daripada nama aslinya.
Mengapa harus hati-hati dalam memberi nama kepada anak? Karena nama akan dipakai sejak lahir sampai meninggal, seumur hidup. Kalau ternyata dirasa tidak cocok (karena berbagai pertimbangan), terpaksa nama diganti. Ini tentu merepotkan karena harus mengurus dokumen misalnya ke pengadilan. Belum lagi kerepotan lain karena nama anak sudah terlanjur dikenal dengan nama awalnya, bahkan ijazahnya sudah memakai nama itu. Mengganti nama dengan nama yang benar-benar baru tentu merepotkan. Lain halnya yang dialami artis Anissa Banowati, yang hanya mengganti nama belakangnya, dan kini dikenal dengan nama Anissa Trihapsari. Bicara soal ganti nama, bukan hanya manusia yang berganti nama. Negara pun ada yang berganti nama. Dulu Anda mengenal negara Birma atau Burma, sekarang negara tersebut bernama Myanmar.
Ada yang mengambil nama belakang artis terkenal untuk tambahan namanya. Sebut saja Taufik Savalas (Telly Savalas), Otong Lenon (John Lenon), Mustafa Jackson (Michael Jackson).
Pemberian nama kepada anak kembar lima yang lahir 7 Oktober 1996 pukul 10.35 WIB di Bandung, juga unik. Bila huruf awal ke-5 anak kembar tersebut dirangkai, akan terbaca PANCA yang berarti lima. Inilah nama ke-5 anak tersebut: Permadi Putra Haswidi (nama belakang diambil dari nama dokter yang membantu persalinan, dr. Haswidi), Akbar Pratama Hendarta (nama belakang diambil dari nama dr. Albert I. Hendarta, MPH, direktur RS Boromeus), Nurwulan Octaviani, Candra Dewi Puspitarini, Anggi Ayuningtyas (PANCA).
Sejak "diwajibkan" mengganti nama, penulis tertarik untuk mencari nama yang orisinal (tidak ada duanya). Diharapkan, tidak ada orang di dunia yang memiliki nama sama dengan penulis. Akhirnya dipilih
Hendry Filcozwei Jan yang terdiri dari 5 bahasa.
Filcozwei adalah singkatan dari
Filateli,
correspondence, dan
zwei. Nama tengah sengaja "diciptakan" dari singkatan 3 kata dari bahasa yang berbeda (bukan mengambil dari nama orang lain). Setidaknya sampai sekarang, penulis belum menemukan orang bernama sama. Jadi kalau menggunakan mesin pencari (google), dengan kata kunci nama penulis, berita yang muncul adalah berita tentang penulis. Begitu juga saat mencarikan nama untuk kedua putra penulis. Dengan pola yang sama (5 bahasa berbeda, nama tengah singkatan dari 3 bahasa, dan ditutup dengan nama marga), maka jadilah nama mereka
Anathapindika Dravichi Jan (
Dhika) dan
Revata Dracozwei Jan (
Ray). Untuk melihat sejarah nama Anathapindika
, silakan klik:
Anathtapindika dan untuk melihat sejarah nama Revata, silakan
klik: Revata. Konon, nama dengan inisial kembar akan membawa
hokky/ keberuntungan bagi si pemilik nama. Boleh percaya, boleh tidak. Tapi kalau Anda perhatikan, tokoh kartun, banyak sekali yang berinisial kembar. Sebut saja
Donald
Duck,
Mickey
Mouse,
Porky
Pig,
Peter
Pan,
Roger
Rabbit,
Richie
Rich,
Goldie
Gold,
Mighty
Man,... Bukan itu saja, nama pasangan yang berinisial sama, konon juga memiliki kecocokan (jodoh?).
Donald berpasangan dengan
Dessy,
Mickey dengan
Minnie. Benarkah inisial kembar membawa
hokky? Tanyakan saja pada
Ahmad
Albar,
Deddy
Dhukun,
Deddy
Dores,
Susi
Susanti, atau
Elly
Ermawati dan
Ferry
Fadli yang sukses lewat drama radio
Saur
Sepuh dan
Tutur
Tinular. Dari artis barat ada
Steven
Seagal,
Steven
Spielberg,
Bernardo
Bertolucci,
Marilyn
Monroe,
Charlie
Chaplin,
Erick
Estrada,... Ada pula pasangan
Sophan
Sophian &
Widya
wati,
Jaya
Suprana &
Julia
Suprana.
Buah & Hewan Tak Bernama
Hampir semua isi dunia ini memiliki nama. Manusia, hewan, tumbuhan,... bahkan tempat usaha (toko) juga memiliki nama. Tapi, tahukah Anda bahwa ada buah dan hewan yang tak memiliki nama?
Kalau Anda belum tahu, inilah dia. Karena permukaan buah ini banyak durinya, maka ia disebut durian, karena seluruh permukaan kulitnya dipenuhi bulu (seperti rambut), maka ia disebut rambutan. Binatang dari keluarga cecak ini tidak mempunyai nama. Tapi lantaran selalu mengeluarkan bunyi "Tokek... tokek..." jadilah ia dipanggil tokek.
Nama Kapal
Namanya kapal laut, tentu beresiko tenggelam. Ada yang percaya, agar kapal laut tidak tenggelam, kapal laut diberi nama dengan nama gunung. Darat jelas lebih tinggi daripada laut. Nah... di darat, gunung adalah tempat tertinggi sehingga dengan pemberian nama gunung, kapal diharapkan tidak tenggelam. Tidak heran banyak kapal laut yang memakai nama gunung. Sebut saja KRI Tampomas, Kerinci, Rinjani, dan Bukit Siguntang.
Kisah Tragis
Ini kisah nyata dari dosen Ekonomi Moneter penulis. Bu Roswita menceritakan kepada kami, tentang orang tua yang "memaksakan kehendak" pribadi dalam memberi nama anak. Karena ingin punya anak cewek, setelah beberapa anak sebelumnya cowok semua, anak cowok yang lahir, tapi nama cewek yang diberikan. Memang ada beberapa nama yang sudah menjadi nama yang netral, sebut saja Dian, Eka, Dwi, atau yang lain. Yang bernama Dian, Eka, dan Dwi, ada cewek, ada pula cowok. Ini nama yang netral, unisex. Pemberian nama seperti ini, masih bisa diterima.
Tahukah Anda, apa nama yang diberikan kepada anak cowok tadi? Menurut Bu Roswita, di SD, anak ini masih tidak begitu "masalah" dengan nama pemberian orang tuanya. Tapi mulai SMP, ini jadi masalah besar. Ia sering diolok-olok teman sekolahnya. Sang anak jadi minder, pemalu, tertekan, dan menutup diri dari lingkungan pergaulannya. Kasihan benar anak ini.
Anda tahu namanya? Cowok itu bernama Rosmala Dewi! Mau dipanggil apa? Ros, Mala, atau Dewi?
Bu Roswita berpesan, janganlah kamu asal saja memberi nama kepada anak kamu nanti. Apalagi seperti kasus Rosmala Dewi tadi.